AWAL
BULAN DESEMBER
Oleh : Putri Widia Ningrum
(Peserta LID IMM Kota Surabaya 2020)
Malam
di penghujung tahun
itu aku menulis pada catatan kecilku, yang hampir habis halaman seperti akhir
tahun 2020 ini.
Dua Dasawarsa
Jika penat, diberi
selamat
Terkesan hangat
dan bermartabat
Proses sedang menjawab
Menjadi-jadi dan seakan-akan
Terbentur, terbentur
hingga akhirnya terbentuk
Cantik begitu adanya
Menjejak
proses tuk bermetamorfosa
Didukung cakrawala-cakrawala
Tak lupa...
semesta juga menemani
Aiss, Jatuh
cinta ternyata seindah ini
Jawaban berlanjut dengannya
Sang Rumah
berwarna merah
Ternyata bangunan juga
membangun
Sang penghuni pemakai jas merah
Ia
memiliki peran
Dan mengartikan diri
Mencipta
diri ini
Bangunan merah tertumpah
Oleh cinta, suka mahupun duka
Tapi tak pernah terlihat
usang
Dia selalu gemilang
Karena terbungkus
Selimut keikhlasan
(Judul proses menjawab: terinspirasi kegiatan Lid surabaya
2020)
Noktah perjalanan instruktur pagebluk
“Dek, ayo ikut ini” begitu ujarnya
sambil menunjukkan poster LID di Instagram. Ahh kejutan apa lagi ini?
Berkali-kali kubaca hasil coretan tanganku itu. Tulisan itu bukan doa kan? Aku
tak memintanya untuk kembali terbentur kan? “ Dek, Achilles gak ada instruktur
loh. Aku juga sudah mau demis. Siapa lagi kalau bukan kamu? “. Hey sebentar
sebentar, apa apaan ini? Jangan buat aku lemah dengan alasan itu dong. Cintaku
tak main-main, untuknya apa saja akan aku lakukan. Hmm baiklah, aku menyerah.
Segera ku rampungkan apa saja yang dibutuhkan. Ya, memang kala itu fisikku
sedang sedikit bermasalah. Tak apa, asal cintaku itu baik-baik saja.
Beruntungnya aku, Allah mengirimkan banyak orang baik disekelilingku yang juga
turut membantu. Mulai dari membuatkan surat, menguruskan perizinan, hingga
melakukan screening yang menjadi persyaratan mutlak untuk dapat mengikuti LID.
Waktu itu tiba, sedikit malas
rasanya berkemas untuk pergi kesana. 6 hari dengan materi yang tak akan pernah
berhenti untuk selalu menceramahi. Juga tumpukan tugas-tugas yang sudah mulai
menghantui. Ya Allah, kalau saja bukan karnanya malas sekali aku ikut serta.
Saat semua sudah siap, kembali ku matangkan niatku untuk tak mengecewakannya.
Agar semua yang aku dapat nanti benar-benar bisa membuatnya jauh lebih berharga.“Bismillahirrahmanirrahim” berkahi
langkah saya kali ini Ya Allah, jadikan apapun yang nantinya akan saya dapatkan
bisa menjadi jawaban atas segala keresahan. Tuntun aku, cerdaskan otakku juga
mudahkan segalanya yang akan terjadi.
Sedikit demi sedikit ku pelajari
tentang segala hal yang menyangkut LID. Mulai dari menghafal ayat-ayat
pengkaderan yang susah sekali diterima oleh otak, mendengarkan materi tentang
bagaimana cara mengkader dengan baik, hingga mengenal apa itu instruktur yang
akan dihasilkan oleh LID ini. Maaf aku salah, ternyata LID tak sekejam itu.
Bahkan aku bisa menikmati setiap inci hal yang sedang terjadi didalamnya. Aku
menemukan keluarga baruku disini. Mengaji, memasak, mendengarkan materi,
berdiskusi, hingga menikmati malam dengan tugas daily. Terlihat selipan buku
catatan di sudut tas merah itu, hey kau rindu dengan coretanku ya? Segera ku
ambil, lalu ku baca lagi tulisan terakhirku. Kutuliskan beberapa kalimat
setelah kata terakhirnya. Mungkin ini yang aku butuhkan untuk menyelesaikan
tulisanku, begitu pikirku.
Lantas, beginilah tulisan sederhana ku:
Dalam rumah itu, ada suka
sampai cita
Padahal dibenturkan, namun tak juga remuk
Ada pemikiran yang harus
selalu dikembangkan
Serta
rasa yakin yang berkerumun
Aku, pemuda dua dasawarsa
Terlahir dari metamorfosa
Yang
hebat dari rumah merah itu.
Dengan berbagai tradisi
dan semangat luhur
Aku siap
berbenah dan melangkah
Mengajak bangkit, saat
tubuh sakit
Memuji hebat, padahal
hampir saja sekarat
Selamat pada diri
Semangat terpatri
Yang telah menghibah pada nafas-nafas perjuangan
Tak
terasa, ini sudah hari terakhir bersama-sama. Rasa kantuk sebab 3 hari tak
merasakan tidur juga sudah lupa untuk kurasakan. “Tak apa, kita tetap keluarga.
Ikatan ini yang akan terus memeluk. Tetap saling membersamai untuk saling
membenahi.” Terima kasih banyak KORPS Instruktur Surabaya, juga PC IMM Kota
Surabaya yang sudah menemukanku dengan mereka. Mengajariku tentang segala hal
yang belum pernah sempat ku fikirkan untuk ikatanku. Juga memberiku cinta untuk
mengawali bulan desemberku dengan penuh makna.
Awal bulan desember yang berharga,
tercetak menjadi instruktur katanya. Membuatku tersenyum juga berfikir tentang
hal apa yang akan aku berikan untuknya sebagai oleh-olehku mengikuti LID yang
sangat berkesan ini? Menjadi Putri yang lebih baik, rasanya itu sudah pasti.
Tapi sumpah yang sejak semalam kuucapkan dengan penuh derai air mata tak bisa
semudah itu untuk diubah
menjadi narasi perjuangan di ikatan. Oleh karna itu, gelar
instruktur yang didapat rasanya tak pantas jika harus dibangga-banggakan. Sang instruktur identitas itu kini tersemat pada diri. Maka mari mengemban
amanah dengan penuh
keyakinan dan keikhlasan. Dengan tidak memaknainya sebagai beban,
akan tetapi melakukannya penuh ketulusan, karna IMM sedang membutuhkan
generasi-generasi yang mencintainya bukan karna sebab tapi siap menerima akibat dan tanggungjawab.
Ini
untukmu, kader IMM yang kusemogakan bisa mencintainya dengan penuh keikhlasan.
“Ada yang berkesan.
Seperti tak ingin diakhiri, tak ingin dipisahkan dan tak ingin disudahi. Awal
yang tak akan menjadi akhir. Tentang segala cerita yang sudah menjadi rasa,
tentang segala kisah yang sudah menjadi makna"
Saat menulis ini, kakak
masih muda menuju seperempat abad perjalanan. 20 tahun di hadapan wajah
semesta. Kakak
benar-benar manusia. Dimana seperti yang lain menganggap sempurna, banyak bermimpi dan berminta
semangat. Kakak
pernah punya mimpi, kelak kalian lahir dan tumbuh disana.
Di tempat langit
yang ditulis di dalam puisi-puisi. Teruntuk
kawan-kawan di rumah merah ini. Kurangi mendunia, kurangi lalu
lalang, dan tetaplah hidup-menghidupi. Karena sejatinya cinta itu bertemali,
Cintai semestamu dengan
mencintai dirimu sendiri. Lalu bergeraklah dan Cintailaj
gerakanmu yang anggun dalam moral dan unggul dalam intelektual.
Terima kasih telah membaca. Sekali lagi terima kasih. Semoga
tulisan ini bukan hanya menggetarkan namun juga menggerakkan.