KETIKA IMMAWATI JADI INSTRUKTUR !
Oleh : Nanda Nurdiniyah
(Sekretaris Korps Instruktur IMM Surabaya)
Seorang
instruktur adalah orang yang berkecimpung dalam dunia perkaderan. Dunia yang menentukan keberlangsungan organisasi. Secara umum ada 2 jenis perkaderan yakni perkaderan formal dan perkaderan
kultural (informal). Dan tentunya peran Immawan dan Immawati disini memiliki porsi yang
sama di dalamnya.
Mengenai
perkaderan formal, kata "saling melengkapi" rasanya tidak cocok
antar instruktur Immawan dan Immawati. Instruktur Immawati bukan hanya sekedar "pelengkap" dalam perkaderan formal. Namun harus mampu mengisi post-post penting dalam perkaderan formal. Karena sejatinya seorang instruktur
memiliki tugas yang sama antar keduanya, kewajiban yang sama dan hak yang sama. Tidak ada perbedaan gender dalam tugas instruktur. Bukan berarti yang "katanya" immawati lebih rapi dan rajin, jadi
setelah LID (pelatihan untuk jadi instruktur) cukup menjadi observer saja saat perkaderan formal. Immawan dan Immawati
memiliki ide-ide dan kreatifitas mereka masing-masing. Jadi Immawati pun berhak
memimpin jalannya perkaderan formal. Keberanian untuk mencoba dan memunculkan
inovasi-inovasi dalam perkaderan tentu ada dalam diri seorang instruktur Immawati.
Instruktur Immawati harus kreatif dan tidak takut berkarya, karya yang diberikan harus menjadi terobosan bagi perkaderan di IMM, karena sejatinya instruktur kreatif sangat diperlukan di perkaderan saat ini. Seperti pemaparan kabid
kader DPD IMM Jatim, Syafrizal Izaqi yaitu saat ini para instruktur sudah
mencapai pada masa instruktur kreatif yang memadukan ideologi dan modernitas,
bukan lagi instruktur yang stagnan pada kebiasaan-kebiasaan perkaderan lama.
Mengenai
perkaderan kultural, seorang Immawati justru harus menerapkan sisi
ke-perempuanannya seperti kepekaan yang berlebih. Hal ini tidak dimiliki instruktur laki-laki. Karena menghadapi seorang
kader juga akan penuh teka-teki. Misalnya, menjadi pendengar yang menenangkan, dengan menjadi pendengar, kita (red: instruktur Immawati) bisa menjadi air ditengah padang pasir, akan memberikan ketenangan saat dalam dahaga, karena seorang kader akan
membutuhkan tempat curahan hati, entah masalah tugas kuliah yang menumpuk,
masalah-masalah mahasiswa perantau, masalah asmara ataupun masalah lainnya. Selain
itu, rasa kepedulian bahkan perhatian seorang Immawati juga akan menimbulkan rasa
kekeluargaan yang hangat (Bukan yang baper-baper yaaa).
Jadi,
teruntuk instruktur Immawati. Apapun motivasimu sebelum mengikuti LID, entah
karena paksaan, main-main, touring atau yang lainnya. Saatnya kalian merubah
motivasi. Kalian dibutuhkan untuk inovasi-inovasi baru perkaderan. Penuhi
tugas-tugas sucimu (red: instruktur) tanpa mengesampingkan kewajibanmu sebagai
perempuan dan tuangkan sisi ke-perempuananmu dalam perkaderan dengan porsi yang
cukup dan waktu yang tepat.
Ikatan
memanggilmu, perkaderan membutuhkanmu, Immawati..
1 komentar:
Bener
Posting Komentar