Minggu, 06 Desember 2020

MENJADI INSTRUKTUR PAGEBLUK

0 komentar

 



MENJADI INSTRUKTUR PAGEBLUK

Oleh: M. Rois Rafiqurrahman

(Peserta LID IMM kota Surabaya)

            “Disfungsi Perkaderan IMM: Revitalisasi Instruktur dan Upaya Perkaderan Pagebluk”. Pimpinan Cabang IMM Kota Surabaya dan KORPS Instruktur Surabaya telah usai mengadakan perkaderan khusus yakni LID. Latihan Instruktur Dasar (LID) diikuti oleh kader IMM dari komisariat di Surabaya. Melihat info ini saya langsung gas pol buat daftar, yah walaupun awal sedikit insayur (insecure). Dari dulu memang ingin ikut LID, sampai sampai dulu pernah mau ikut eh pas mendekati acara, ada pagebluk. Pagebluk-pagebluk (sambil geleng-geleng kepala), akhirnya semua terbayar di LID Surabaya. Pada tanggal 25 - 30 November 2020, mereka yang mendaftar dan lolos sampai tahap akhir akan dilatih menjadi instruktur Pagebluk, dan menjadi promotor perkaderan IMM Kota Surabaya dimasa pagebluk.

            Tempat pelaksanaan LID berada di PUSDAM (Pusat Dakwah Muhammadiyah) Surabaya. Selama 6 hari kami digembleng disana, berkegiatan disana, tidur disana, dan pastinya juga makan disana. iya kan, kalau tidak makan gimana laper dong hehe…!! . kami juga merasa aman selama berkegiatan di sana karena kegiatan LID yang diselenggarakan juga sudah sesuai  dengan protokol kesehatan yang dibantu oleh bidang kesehatan IMM Kota Surabaya

Hari pertama LID 25 November 2020, jam 15:00 (setelah ashar) pembukaan Latihan Instruktur Dasar resmi dibuka. Acara LID ini dubuka oleh Pak Arifan selaku sekertaris PDM di awali sambutan yang penuh dorongan untuk IMM. Saya sangat terkesima melihat sambutan Pak Arifan, beliau mengatakan “IMM harus memiliki 5 dimensi ini”. 1 Dimensi Keagamaan: Tauhid, Aqidah, dan akhlakul karimah (uswatun hasanah). 2 Dimensi Intelektualitas: Iqro, dan menulis (ide, gagasan, dan kritikan), “omongkosong kalau intelektualitas itu tanpa menulis” ujar Pak Arifan, 3 Dimensi Sosial: kepekaan sosial, tauhid sosial, dan jangan apatis. 4 Dimensi Kebangsaan: membaca dinamika bangsa dan dikawal ketat, memiliki hati penggerak, dan memiliki mental perjuangan bukan materi. 5 Dimensi ekonomi: mendirikan rumah ekonomi (servis hp atau dll). Dari tiap dimensi Pak Arifan memberikan solusi-solusi yang harus diterapkan dan dapat dilakukan di IMM kedepannya.

            Setelah pembukaan, diawali dengan orientasi LID dari Mas Udin selaku MOT LID, lalu lanjut materi Paket ideologi dari Mas Nas. “Mempelajari dan memahami ideologi itu tak akan pernah berhenti” secuil kata dari Mas Nas memberikan pesan kepada kita semua. Bahwa belajar ideologi itu tidak cukup sampai di dad tapi bisa kita dapatkan dari luar perkaderan seperti baca buku ideologi Muhammadiyah karya Pak Haedar Nasir atau mengikuti perkaderan khusus lanjutan. Setelah materi terdapat pengumuman, tiap pagi akan dibagi kelompok untuk memasak sarapan buat peserta lainnya, dan yang tidak kebagian masak di hari yang ditugaskan akan ada olahraga pagi.

            LID membuat saya belajar banyak dan mengenal IMM semakin dalam. Saya teringat kata Mas Aqi Pemateri Management Perkaderan, dia melontarkan pertanyaanya yang begitu abstrak. “kalian pilih keluarga yang bubar atau imm yang bubar” serentak semua sedikit kaget, gila!! sepontan saya ucapkan sedikit pelan. Lalu pertanyaan kedua dilontarkan “pilih mana, aku bagian dari IMM atau IMM bagian dariku”. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya permainan kata, tapi soal pengaruh di setiap jawaban yang kita pilih. Dari pertanyaan-pertanyaan yang sedikit gila itu Mas aqi dapat merubah suasana yang tegang itu menjadi riang dan peserta dapat memikirkan jawaban yang lebih dalam. Disaat Mas Aqi menjelaskan secara sederhana tujuan IMM dengan memberikan contoh seberapa tahu kalian tentang ayam kampus dan ada berapa ayam kampus di kampus mu, lagi-lagi pertanyaan gila datang Mas Aqi ndak habis habis memberikan pukulan-pukulan uppercut. Pertanyaan ini bukan  soal porno atau tidak, tapi dikalangan kampus ada yang seperti itu kadang terlewat peran IMM didalamnya. Hati ini yang katanya, merah itu aku, aku itu imm, imm jaya, saakan akan di goyang-goyang, ayo ayoo! Tangi-tangi wes awan. Saya mulai mempertanyakan ke IMM-an saya pada diri sendiri, “Serius dakwah to gak kon!!”.

            Ada tiga tingkatan perkaderan atau disebut tangga perkaderan; Pengajaran, Pendidikan, dan Perkaderan kata Mas Aqi. Jika melihat kasus tadi IMM masih berada di tangga kedua yakni pendidikan. IMM masih belum dapat memaknai betul ideologi IMM sehingga tidak merasuk ke dalam darah, daging dan tulang perjuangan IMM. Sepertinya kita perlu mundur sedikit, mundur bukan berarti menyerah, tapi untuk memperluas pandangan, dan menjadikan beban didepan itu kecil, sisane gas pol. Ada sebuah pesan dari Mas Syarif selaku pemateri monev yang ditujukan kepada kami peserta, “Jangan lupa janji kita”. Janji yang di maksud Mas Syarif adalah kata-kata yang sering kita ucap diakhir sambutan atau penutup acara. “Billahifisabililhaq fastabiqul khoirot” Demi Allah di jalan kebenaran. Maka berlomba-lomba dalam kebaikan.

            6 hari telah berlalu, kita resmi menjadi seorang instruktur muda, lahir di keadaan pagebluk. Sehingga kami, instruktur muda diberi nama instruktur pagebluk. Diharapkaan dari nama tersebut kita bisa menjadi sosok promotor perkaderan yang akan memberikan penawar dari gejala-gejala perkaderan IMM di masa pagebluk. Dengan penuh harapan instruktur pagebluk dapat melahirkan ide segar dan menelurkan trobosan baru serta open minded terhadap ide perkaderan dimasa pagebluk. Selamat & Semangat berjuang para promotor perkaderan 💪

0 komentar:

Posting Komentar