MENJADI INSTRUKTUR PAGEBLUK
Oleh: M. Rois
Rafiqurrahman
(Peserta LID IMM kota Surabaya)
“Disfungsi Perkaderan IMM:
Revitalisasi Instruktur dan Upaya Perkaderan Pagebluk”. Pimpinan Cabang IMM
Kota Surabaya dan KORPS Instruktur Surabaya telah usai mengadakan perkaderan khusus
yakni LID. Latihan Instruktur Dasar (LID) diikuti oleh kader IMM dari
komisariat di Surabaya. Melihat info ini saya langsung gas pol buat daftar, yah
walaupun awal sedikit insayur (insecure).
Dari dulu memang ingin ikut LID, sampai sampai dulu pernah mau ikut eh pas
mendekati acara, ada pagebluk. Pagebluk-pagebluk (sambil geleng-geleng
kepala), akhirnya semua terbayar di LID Surabaya. Pada tanggal 25 - 30 November
2020, mereka yang mendaftar dan lolos sampai tahap akhir akan dilatih menjadi
instruktur Pagebluk, dan menjadi promotor perkaderan IMM Kota Surabaya dimasa
pagebluk.
Tempat pelaksanaan LID berada di
PUSDAM (Pusat Dakwah Muhammadiyah) Surabaya. Selama 6 hari kami digembleng disana, berkegiatan disana,
tidur disana, dan pastinya juga makan disana. iya kan, kalau tidak makan gimana
laper dong hehe…!! . kami juga merasa aman selama berkegiatan di sana karena kegiatan
LID yang diselenggarakan juga sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang dibantu oleh bidang
kesehatan IMM Kota Surabaya
Hari pertama LID
25 November 2020, jam 15:00 (setelah ashar) pembukaan Latihan Instruktur Dasar
resmi dibuka. Acara LID ini dubuka oleh Pak Arifan selaku sekertaris PDM di
awali sambutan yang penuh dorongan untuk IMM. Saya sangat terkesima melihat
sambutan Pak Arifan, beliau mengatakan “IMM harus memiliki 5 dimensi ini”. 1
Dimensi Keagamaan: Tauhid, Aqidah, dan akhlakul karimah (uswatun hasanah). 2
Dimensi Intelektualitas: Iqro, dan menulis (ide, gagasan, dan kritikan),
“omongkosong kalau intelektualitas itu tanpa menulis” ujar Pak Arifan, 3
Dimensi Sosial: kepekaan sosial, tauhid sosial, dan jangan apatis. 4 Dimensi
Kebangsaan: membaca dinamika bangsa dan dikawal ketat, memiliki hati penggerak,
dan memiliki mental perjuangan bukan materi. 5 Dimensi ekonomi: mendirikan
rumah ekonomi (servis hp atau dll). Dari tiap dimensi Pak Arifan memberikan
solusi-solusi yang harus diterapkan dan dapat dilakukan di IMM kedepannya.
Setelah pembukaan, diawali dengan
orientasi LID dari Mas Udin selaku MOT LID, lalu lanjut materi Paket ideologi
dari Mas Nas. “Mempelajari dan memahami ideologi itu tak akan pernah berhenti”
secuil kata dari Mas Nas memberikan pesan kepada kita semua. Bahwa belajar ideologi
itu tidak cukup sampai di dad tapi bisa kita dapatkan dari luar perkaderan
seperti baca buku ideologi Muhammadiyah karya Pak Haedar Nasir atau mengikuti
perkaderan khusus lanjutan. Setelah materi terdapat pengumuman, tiap pagi akan
dibagi kelompok untuk memasak sarapan buat peserta lainnya, dan yang tidak
kebagian masak di hari yang ditugaskan akan ada olahraga pagi.
LID membuat saya belajar banyak dan
mengenal IMM semakin dalam. Saya teringat kata Mas Aqi Pemateri Management Perkaderan,
dia melontarkan pertanyaanya yang begitu abstrak. “kalian pilih keluarga yang
bubar atau imm yang bubar” serentak semua sedikit kaget, gila!! sepontan saya
ucapkan sedikit pelan. Lalu pertanyaan kedua dilontarkan “pilih mana, aku
bagian dari IMM atau IMM bagian dariku”. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya
permainan kata, tapi soal pengaruh di setiap jawaban yang kita pilih. Dari
pertanyaan-pertanyaan yang sedikit gila itu Mas aqi dapat merubah suasana yang
tegang itu menjadi riang dan peserta dapat memikirkan jawaban yang lebih dalam.
Disaat Mas Aqi menjelaskan secara sederhana tujuan IMM dengan memberikan contoh
seberapa tahu kalian tentang ayam kampus dan ada berapa ayam kampus di kampus
mu, lagi-lagi pertanyaan gila datang Mas Aqi ndak habis habis memberikan
pukulan-pukulan uppercut. Pertanyaan
ini bukan soal porno atau tidak, tapi
dikalangan kampus ada yang seperti itu kadang terlewat peran IMM didalamnya.
Hati ini yang katanya, merah itu aku, aku itu imm, imm jaya, saakan akan di goyang-goyang,
ayo ayoo! Tangi-tangi wes awan. Saya
mulai mempertanyakan ke IMM-an saya pada diri sendiri, “Serius dakwah to gak kon!!”.
Ada tiga tingkatan perkaderan atau
disebut tangga perkaderan; Pengajaran, Pendidikan, dan Perkaderan kata Mas Aqi.
Jika melihat kasus tadi IMM masih berada di tangga kedua yakni pendidikan. IMM
masih belum dapat memaknai betul ideologi IMM sehingga tidak merasuk ke dalam darah,
daging dan tulang perjuangan IMM. Sepertinya kita perlu mundur sedikit, mundur
bukan berarti menyerah, tapi untuk memperluas pandangan, dan menjadikan beban
didepan itu kecil, sisane gas pol. Ada
sebuah pesan dari Mas Syarif selaku pemateri monev yang ditujukan kepada kami
peserta, “Jangan lupa janji kita”. Janji yang di maksud Mas Syarif adalah kata-kata
yang sering kita ucap diakhir sambutan atau penutup acara. “Billahifisabililhaq fastabiqul khoirot” Demi
Allah di jalan kebenaran. Maka berlomba-lomba dalam kebaikan.
6 hari telah berlalu, kita resmi
menjadi seorang instruktur muda, lahir di keadaan pagebluk. Sehingga kami, instruktur
muda diberi nama instruktur pagebluk. Diharapkaan dari nama tersebut kita bisa
menjadi sosok promotor perkaderan yang akan memberikan penawar dari gejala-gejala
perkaderan IMM di masa pagebluk. Dengan penuh harapan instruktur pagebluk dapat
melahirkan ide segar dan menelurkan trobosan baru serta open minded terhadap ide perkaderan dimasa pagebluk. Selamat & Semangat
berjuang para promotor perkaderan 💪
0 komentar:
Posting Komentar