Selasa, 14 April 2020

KETIKA IMMAWATI JADI INSTRUKTUR !

1 komentar




KETIKA IMMAWATI JADI INSTRUKTUR !
Oleh : Nanda Nurdiniyah
(Sekretaris Korps Instruktur IMM Surabaya)


     Seorang instruktur adalah orang yang berkecimpung dalam dunia perkaderan. Dunia yang menentukan keberlangsungan organisasi. Secara umum ada 2 jenis perkaderan yakni perkaderan formal dan perkaderan kultural (informal). Dan tentunya peran Immawan dan Immawati disini memiliki porsi yang sama di dalamnya.

     Mengenai perkaderan formal, kata "saling melengkapi" rasanya tidak cocok antar instruktur Immawan dan Immawati. Instruktur Immawati bukan hanya sekedar "pelengkap" dalam perkaderan formal. Namun harus mampu mengisi post-post penting dalam perkaderan formal. Karena sejatinya seorang instruktur memiliki tugas yang sama antar keduanya, kewajiban yang sama dan hak yang sama. Tidak ada perbedaan gender dalam tugas instruktur. Bukan berarti yang "katanya" immawati lebih rapi dan rajin, jadi setelah LID (pelatihan untuk jadi instruktur) cukup menjadi observer saja saat perkaderan formal. Immawan dan Immawati memiliki ide-ide dan kreatifitas mereka masing-masing. Jadi Immawati pun berhak memimpin jalannya perkaderan formal. Keberanian untuk mencoba dan memunculkan inovasi-inovasi dalam perkaderan tentu ada dalam diri seorang instruktur Immawati. 

          Instruktur Immawati harus kreatif dan tidak takut berkarya, karya yang diberikan harus menjadi terobosan bagi perkaderan di IMM, karena sejatinya instruktur kreatif sangat diperlukan di perkaderan saat ini. Seperti pemaparan kabid kader DPD IMM Jatim, Syafrizal Izaqi yaitu saat ini para instruktur sudah mencapai pada masa instruktur kreatif yang memadukan ideologi dan modernitas, bukan lagi instruktur yang stagnan pada kebiasaan-kebiasaan perkaderan lama.  

    Mengenai perkaderan kultural, seorang Immawati justru harus menerapkan sisi ke-perempuanannya seperti kepekaan yang berlebih. Hal ini tidak dimiliki instruktur laki-laki. Karena menghadapi seorang kader juga akan penuh teka-teki. Misalnya, menjadi pendengar yang menenangkan, dengan menjadi pendengar, kita (red: instruktur Immawati) bisa menjadi air ditengah padang pasir, akan memberikan ketenangan saat dalam dahaga, karena seorang kader akan membutuhkan tempat curahan hati, entah masalah tugas kuliah yang menumpuk, masalah-masalah mahasiswa perantau, masalah asmara ataupun masalah lainnya. Selain itu, rasa kepedulian bahkan perhatian seorang Immawati juga akan menimbulkan rasa kekeluargaan yang hangat (Bukan yang baper-baper yaaa).

        Jadi, teruntuk instruktur Immawati. Apapun motivasimu sebelum mengikuti LID, entah karena paksaan, main-main, touring atau yang lainnya. Saatnya kalian merubah motivasi. Kalian dibutuhkan untuk inovasi-inovasi baru perkaderan. Penuhi tugas-tugas sucimu (red: instruktur) tanpa mengesampingkan kewajibanmu sebagai perempuan dan tuangkan sisi ke-perempuananmu dalam perkaderan dengan porsi yang cukup dan waktu yang tepat.

Ikatan memanggilmu, perkaderan membutuhkanmu, Immawati..


1 komentar:

Posting Komentar